Jamur Mranak


https://igirmranak-kejajar.wonosobokab.go.id/posting#Jamur dikenal sebagai   salah satu tumbuhan yang mengandung protein cukup tinggi.  Bahkan  kandungan proteinnya lebih tinggi daripada telur. Selain sebagai protein nabati, jamur juga mengandung zat antioksidan yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan di desa Igirmranak, Kejajar, Wonosobo, ada jamur yang dipercaya bisa meningkatkan vitalitas, namanya adalah Jamur Mranak

Kades Igirmranak, Joko Tri Sadono mengatakan bahwa jamur yang tumbuh di kayu Mranak ini sedang dalam upaya pengembangan dan budidaya oleh desa.

“Ini dulu dari tahun 80-an sudah dibudidayakan. Kala itu, harga kering perkilo bisa mencapai 75 ribu , katanya untuk obat-obatan dan memang ada manfaatnya seperti purwaceng sehingga dulu katanya untuk obat yang banyak dibeli orang-orang Cina”, tuturnya.

Joko menambahkan, keistimewaan jamur Igir ini adalah dari rasa dan khasiatnya.

“Masyarakat sekitar menamakan jamur pete karena punya rasa seperti petai. Biasanya diolah dengan cara dimasak oseng, sop dan lainnya. Sesuai selera mereka,” tambahnya.

Jamur yang tumbuh di musim penghujan ini banyak ditemukan di hutan.  Bulan ini, pemerintah desa Igirmranak sedang membuat kumbung atau rumah jamur di samping warung permakultur. Kumbung tersebut terbuat dari bambu berbentuk rak sederhana untuk meletakkan potongan-potongan kayu Mranak yang sudah ditumbuhi jamur.

Mereka yang penasaran akan bentuk jamur igir, bisa melihat langsung di kumbung. “Harapannya, para pengunjung akan tahu bahwa asal-usul desa Igirmranak ini juga berkaitan dengan banyaknya pohon Mranak dan di warung permakultur akan ada menu khusus jamur Mranak”, ucapnya.

Edi Santoso, Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Kab. Wonsobo mengatakan, kegiatan pemulihan jamur Igir oleh masyarakat desa Igirmranak merupakan upaya "nguri2"  kembali potensi desa yang tidak ternilai harganya. Hal ini menjadi identitas selain budaya dan landscape alamnya yg mempesona.

“Sejalan dengan pengembangan konsep wisata desa, Igirmranak sebagai desa ekowisata (permakultur), mencoba meng-create semua potensi yang dimiliki. Jamur igir, adalah salah satu spesies botani asli desa igirmranak,” tutur Edi.

Jamur Igir harapannya  bisa menjadi brand wisata baru untuk mendatangkan kunjungan wisatawan, baik utk wisata edukasi, penelitian, pengobatan, kuliner, bahkan yang berbasis digital (sekedar fotografi).

Hal tersebut juga selaras dengan semangat pemerintah Wonosobo menuju sebagai kota kteatif dg 3 pilar pengembangannya melalui kuliner, seni pertunjukan, dan fotografi.

“Dari sebuah tanaman jamur yang spesifik ini, ke depan didorong menjadi komoditas kuliner, cantik di perlihatkan, dan anggun di depan lensa,” pungkasnya.

 

Sumber : https://www.genpi.co/berita/7774/jamur-igir-tanaman-ajaib-dari-wonosobo


Total Dibaca